Kemenag Seleksi 372 Guru dan Pembina Asrama MAN Insan Cendekia

By Admin

nusakini.com-- Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam akan melakukan Seleksi Calon Guru dan Pembina Asrama Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC).  

Seleksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) ini dilakukan untuk mengisi formasi 8 MAN IC yang pada Tahun Pelajaran 2016/2017 akan mulai beroperasi. Dari 565 orang yang mendaftar, 372 peserta dinyatakan lolos seleksi administrasi dan akan mengikuti tahap selanjutnya untuk memperebutkan 160 kursi yang tersedia. Mereka nantinya akan ditugaskan di 8 MAN IC, masing-masing 20 orang guru dan pembina Asrama. 

Proses seleksi secara serentak akan digelar selama dua hari, 18 – 19 Juni 2016, di 10 Kabupaten/Kota, yaitu: Kota Bengkulu, Kota Padang, Kota Batam, Bangka Belitung, Sambas, Banjarmasin, Palu, Kota Kendari, Sorong dan Kota Semarang. 

Direktur Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam M. Nur Kholis Setiawan mengatakan, seleksi Guru dan Pembina Asrama ditempuh untuk memberikan jaminan kualitas MAN IC yang baru. “Urusan mutu kita tidak main-main. Tidak sembarangan asal comot siapa saja bisa menjadi guru dan pembina asrama di MAN IC, tapi harus melalui tahapan dan seleksi yang ketat,” tegasnya, Jumat (17/06). 

“Guru dan Pembina Asrama yang akan diproyeksikan di MAN IC adalah mereka-mereka yang terbaik dari seluruh wilayah di Indonesia,” tambahnya. 

Disadari oleh M Nur Kholis Setiawan, guru adalah aktor penting bagi pengembangan Madrasah, apalagi MAN IC dengan ekspektasi kualitas yang sangat tinggi dari semua pihak. “Para orang tua wali murid menitipkan anak-anak mereka karena MAN IC dikenal sebagai madrasah unggulan dengan berjibun prestasi. Makanya, guru menjadi taruhannya,” kata Nur Kholis. 

Adapun delapan MAN IC yang telah siap beroperasi adalah MAN IC di Padang Pariaman Sumatera Barat, Bengkulu Tengah Bengkulu, Kota Batam Kepulauan Riau, Sambas Kalimantan Barat, Tanah Laut Kalimantan Selatan, Kota Palu Sulawesi Tengah, Sorong Papua Barat, dan MAN IC Kota Kendari Sulawesi Tenggara. 

Menurut M. Nur Kholis, MAN IC dengan sistem boarding school (asrama) meniscayakan ketersediaan Pembina Asrama yag tidak saja menguasai hazanah ilmu-ilmu ke-Islaman klasik dan kontemporer, namun juga aspek pendidikan dan manajerial. “Pembina asrama adalah pengganti orang tua para peserta didik, khususnya dalam pembinaan mental, moral, spiritual dan sosial,” kata M. Nur Kholis Setiawan. 

“Kementerian Agama berkomitmen menciptakan produk lulusan yang tidak saja cerdas akal, namun juga emosional dan moral, salah satunya digantungkan pada MAN IC,” tambah Guru Besar Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta ini. 

Sementara itu Suwardi, Ketua Pendidikan Menengah Universal (PMU) MAN IC mengatakan, tugas Guru dan Pembina Asrama MAN IC yang merupakan madrasah berasrama tidak mudah. Sebab, pendampingan kepada peserta didik harus dilakukan selama 24 jam maka membutuhkan kesabaran, ketahanan, dan daya totalitas pengabdian. 

Materi yang diujikan dalam seleksi adalah test tertulis berkaitan dengan wawasan pengetahuan umum, kependidikan Islam dan wawasan kebangsaan yang dilanjutkan dengan tes wawancara. (p/ab)